Atas permintaan lisan dari angsa
wid pangkat angsa tahun kedua, NIP G2A0091**, maka akan saya ceritakan tentang
apa yang saya lihat dan saya temukan atas rumah tempat tinggal angsa wid di
PWDD, sekitar 2 jam dari semarang. Tujuan permintaan penulisan ini adalah atas
dasar promosi agar pembaca yang tertarik dapat berkunjung ke rumah angsa wid.
Seru lo…
Busway trans semarang
20 Februari 2011. Busway adalah
sarana transportasi yang bisa dibilang baru di semarang. Emang udah
bertahun-tahun sih. Tapi baru kali ini bisa mencobanya. Tiketnya 3500 jauh
dekat sama saja. Sistem nya sih kaya ada bus stop nya cuma berhenti di
tempat-tempat tertentu. Nyaman sih, ada AC nya, gak terlalu panas, karena
pintunya tinggi banget jadi mesti naik dari bus stopnya, trus ada kaya
jembatannya gitu yang diselorotin ke bustopnya so para penumpang bisa pada naik
ke busway. Tempat duduk sangat minimal, jadi kebanyakan pada berdiri, ada
pegangannya gitu. Guncangannya bok bikin tangan eritem, eritema Palmaris, tanda
dari apa hayo??
Bus Besar
Katanya kalo bisnya besar berarti
mau ke pwdd. Jadi pilih aja bus yang paing besar. Naik bus, duduk di sebelah
sayap kanan, diatas ban. Awalnya aku takut banget cos aku kan mabuk darat,
apalagi kalo bus nya model damri, tapi ternyata gak ada apa-apa syukurlah.
Sempat mulek-mulek soalnya banyak yang ngrokok di belakang. Disetengah perjalanan
terakhir, ada orgil yang duduk disebelah kiriku. Bangkunya ada tiga, dengan
urutan orgil, aku, angsa wid. Pertamanya gak begitu yakin apakah benar yang
disebelahku orang gila. Tingkahnya agak aneh, ngomong gak terlalu jelas, logore
pula. Karena kucuekin maka tu orgil mulai bertingkah aneh, mlorot, tidak tenang
dan yang paling membuatku tidak tenang adalah dia mulai gelayutan di pundakku.
Males juga digodain, sama orang gila lagi. Mau pindah susah, mau teriak
mempermalukan diri, mulai cari cara untuk menjinakkannya, aku sudah terlatih di
RSJ kan, bisa sambil belajar juga. Mulailah kuajak ngobrol.
Orgil ngredumel. Kupikir orang
mabok, karena kalo mabok kan ngredumel juga. Tapi gak bau alcohol. Masnya ada
hendaya dalam perawatan diri, keliatan sih gak pernah mandi ato gaya punk, rak
jelas. Aku lupa memulainya dengan apa.
“mas nya punya kelebihan gak kalo dibandingin sama
orang lain, bisa lihat sesuatu gitu..?”
“bisa sih tapi gak boleh
diceritain kesiapa-siapa.”
“dari smg tadi ngapain”
“ketemu bidadari…bla…bla” suarane
gak jelas
Aku jadi teringat akan kisah
tujuh bidadari dan jaka tarub “ ada 7 mas bidadarinya?”
“ bidadarinya ada 4, semuanya
cantik-cantik, bla- bla…..”, “saya udah punya anak mbak, anak saya masih kecil
(dia sambil memperagakan menggendong anak), baru kemaren lahir”
Kemudian dia cerita lagi kalo itu
anak saudaranya (plin-plan), dia sudah duda selama 15 tahun, sekarang usianya
12 tahun (kok bisa? Non realistic), (padahal sih usianya sekitar duapuluh
tahunan, masih muda.
Aku mengerutkan dahi, kok
kayaknya agak mustahil d, dia lalu bilang, “kenapa? Gak percaya, gak percaya,
gak percaya?” (dia ngulang-ngulang itu terus verbigerasi kali ya, setiap dirasa
aku kurang percaya”
“pekerjaan saya adalah sebagai
pengawal, saya mengawal semua orang yang ada di bus…bla…bla…bus ini yang punya
teman saya, bla-bla….”
Pada intinya sih dia ngerasa kalo
banyak dipuja wanita, dia mulai mengeluarkan hp nya, nokia jadul, trus aku
ditunjukin sms, entah dari mana, pemujanya katanya, aku disuruh baca. Masalahnya
adalah aku tak bisa membacanya karena gak bawa kacamata dan kedua karena di bus
apalagi jalan menuju pwdd kaya naik naik kereta kuda, walhasil aku tak tau apa
isinya, dia menyuruhku membaca seluruh inbok nya. Hosh capek deh. Kupegangin hp
nya lama banget, untunglah aku tak berniat jahat mencopet hpnya, gak laku juga
masalahnya.
Dia mengeluarkan barang-barang
yang agak mencurigakan, cologne gel dan krim pemutih merek ya lumayan terkenal
lah, semuanya barang wanita. Dari bentuknya sih masih baru. Dia mulai
menawariku, aku menolak, males banget pake wangi2an yang sama dengan orgil.
Tapi karena dia pakenya agak lebai jadinya nyiprat-nyiprat ke tasku
Nah dari penjelasanku tadi? Maka
diagnosis dari orgil di bus adalah?
a. Orang
normal yang pura-pura gila supaya bisa kenalan sama koas cantik
b. F.20.0
c. F.20.1
d. F.20.2
e. F.20.3
At home
Pertama kali datang ke rumah,
rumahnya luas banget. Rumahnya dibagi dua, sebelah kiri untuk BP sebelah kanan
untuk tempat tinggal. Di depan rumah ada tulisan “balai pengobatan dan rumah
bersalin ngudi waras- jalan solo km 7”, BP nya lumayan rame, ibu angsa wid
ternyata banyak penggemar. Baik bapak dan ibu angsa wid ternyata orang
kesehatan juga. Ada VK nya juga beserta 3 kamar untuk rawat inap.
Mulai dari halaman depan. Banyak
pohonnya dan taneman2 gitu, ada air terjun2an, ada kolamnya gitu. Berbagai
jenis tanaman kayaknya ada, baik yang di pot atau di tanam di tanah. A lot of
green lah pokokke. Aku gak terlalu tahu jenis tanaman, jadi ketika diterangin
angsa wid, ya manggut-manggut aja, kata wid tanaman ini udah lumayan berkurang
disbanding dulu, mungkin yang dulu kaya hutan kali ya. Pager minimalis, yang
didepan BP gak ada pagernya, jadi agak medeni padahal dua mobil wid terparkir
disitu.
Teras rumah. Ada meja kursi. Ya
kaya teras pada umumnya. Yang unik adalah dinding depan rumah. Mulai dari ujung
kanan, tembok nya gaya batu-batuan air terjun, selanjutnya batu2an juga namun
warnanya lebih gelap kata batu pualam kali ya, trus mozaik pattern diatas kaya
ubin gitu, yang ini ada tiga sampai empat jenis, ada tembok berlubang
menyerupai pola gitu (susah dijelaske), kata wid hal ini dikarenakan berbeda
tahun pembuatannya.
Ruang tamu. Banyak keramik2an,
hiasan rumah, detail, ada yang terbuat kaya dari giok2an yang warna putih itu
lo, batu pualam kali ya (embuh lah bukan ahli keramik), terlalu penuh malah,
selera orang berbeda, kalo aku sih suka rumah yang gak terlalu banyak
asesorisnya.
Ruang keluarga. Na ini yang
paling seru. Ada banyak foto keluarga. Baru kutemui disini, sebanyak ini, hal
ini menunjukkan identitas pemilik rumah, sekaligus mengingatkan sejarah
kehidupan dari masing-masing angota keluarga, kaya di galeri foto lah, gak
bakal bosen, ada foto angsa wid pas lagi kecil, selebihnya sih foto wid sama
aja, kayaknya awet muda deh. Wajahnya gitu-gitu aja, gak brubah.
Kamar tidur, totalnya sih ada
empat kalo gak salah. Kita tidur di kamar paling dalam. Kasurnya spring bed.
Salah satu ciri kamar yang nyaman adalah kamar yang bisa membuatku tidur
nyenyak. Dan saya tidur dengan amat sangat nyenyak dari jam 9 hingga jam 6
pagi. Hihihi. Gak sopan ya.
Dapur. Ya kaya dapur. Ada ruang
makannya juga. Padahal gak pernah aku makan di meja makan, walau di rumah ada
meja makan. Lebih suka di depan tv. Era modern mungkin. Tapi kalo ditempat wid
sebaiknya sih makan di meja makan aja, soalnya gak bakal sempet kalo disambi
nonton tv, soalnya sekali makan menunya lebih dari 5 macam, jadi sibuk
ngincipi.
Makan malam. Makan sate kambing,
jamur goreng, bukan mie biasa, tahu, apalagi ya saking banyaknya jadi lupa.
Maksudnya bukan mie biasa itu mie nya ada sosisnya, ayamnya serta aseroris
lainnya. Kalo makan ditempat wid, gak usah malu-malu, ntar malah disuruh nambah
terus lo, setiap menit secara bergantian bapak dan ibu angsa wid, menawari
makan ini itu, nambah, buah.
Makan pagi. Jam 6 pagi aku
terbangun karena mendengar “ngieeekkkkkk…”, kayaknya sih suara ayam tewas
tersembelih. Sepulang dari gereja baru deh sarapan. Sarapannya kaya gala
dinner. Ada pindang campur sate, kering tempe, tahu, jamur, telur, gudangan, bagian
dari ayam, telur, dan lain-lain (sampe gak inget) plus karak solo. Habis makan
gala dinner jadi ngantuk berat karena darah yang seharusnya dipompa jantung ke
otak harus dialirkan ke perut untuk proses pencernaan à jadinya somnolen deh.
Aku jadi ketiduran di kursi
panjang yang ada di ruang keluarga soalnya kan tiduran sambil nonton tv,
akhirnya karena ngeliat muka bantalku maka ibu angsa menyarankan tidur dikamar.
Langsung dek ke kamar. Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz. Jam satu bangun untuk makan
siang. Kali ini kembali ke habitat, makan didepan tv, ditemenin ayam n sop n
kering, sebenarnya masih banyak menu lainnya di meja.
Kereta api
20 Februari 2011. Kata mother aku
dulu udah pernah naik kereta, waktu masih orok. Ya jelaslah aku gak ingat. Maka
setelah aku mendapatkan keberanian maka aku bersama angsa wid tour ke pwdd,
pulangnya naik kereta. Blora jaya ekspress. Nyegat keretanya di stasiun
Ngrombo, stasiun kecil, jaraknya sekitar 30 meter dari rumah angsa wid, alias
didepan rumah angsa wid, cedak banget. Harga tiket 15rb. Sepanjang perjalanan
adanya sawah. Dapetnya tiket berdiri, gak ada tempat duduk, akhirnya setelah
setengah jam berdiri akhirnya kami gelesotan juga di dalam kereta. Penumpang
lainnya juga gelesotan juga akhirnya setelah desperate karena gak bakal dapet
tempat duduk. Keretanya lumayan bagus sih modelnya, bayanganku kereta ekomomi
itu kayak bus damri tahun 76 yang udah sempal n gak bangetlah, tapi ini
interiornya berwarna orange sampai dengan lantainya , pintunya juga gak rusak,
masih bisa nutup otomatis. Pintunya tingginya sekitar satu meter, jadi orang
sakit jantung mending gak usah naik kereta. Udah kaya koboi aja cara naiknya
dibantuin angsa wid, yang kebetulan dia lumayan professional kalo naik kereta.
Setiap kali di stasiun, kami berhenti cukup lama, usut punya usut ternyata
kereta ekonomi harus ngalah membiarkan kereta bisnis ato eksekutif untuk jalan
duluan. Akibatnya kita telat 45 menit sampai di stasiun poncol, aku sih
seneng-seneng aja, naik keretanya jadi tambah lama, tapi biayanya sama aja.
Hihihi. Setelah sampai poncol, di peron, lumayan banget peron nya kaya di film
harry potter, jelekan dikit. Banyak yang njemput kita ternyata, hahaha, ada
tukang becak, tukang angkot, tukang taxi. Kita tinggal pilih mau dianter siapa.
Taxi
Pulangnya naik taxi, biasa aja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar