Sudah lama tidak nulis di blog ini...
karena fokus promil dan dedek bayi sekarang udah 5 bulan...
hari ini agak galau jadi enaknya bahas cacing...
Cacing itu sejenis parasit, berbentuk
panjang dan tubuhnya tidak bertulang. Cacing berasal dari telur kemudian
berkembang menjadi larva dan bila kondisi memungkinkan akan bertumbuh menjadi
cacing dewasa yang siap menelurkan telur-telurnya. Telur cacing dapat masuk
melalui mulut dan berkembang biak di usus, beberapa cacing dapat menembus
dinding usus lalu masuk ke dalam aliran darah serta paru-paru dan sebagian larva
cacing juga dapat menembus kulit manusia
Penyakit cacingan masih sering ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Jangan dikira bahwa di era modern seperti sekarang ini
seseorang tidak dapat terserang penyakit cacingan. Cacingan merupakan penyakit
yang sudah ada sejak jaman dulu kala. Dahulu penyakit ini sering ditemukan
karena dulu banyak orang menghabiskan waktu dikebun atau disawah tanpa
menggunakan alas kaki. Namun jaman sekarang cacingan juga bisa ditemukan
terutama pada anak diatas dua tahun yang mulai bermain di tanah yang tercemar
telur atau larva cacing. Anak suka memasukan segala benda ke dalam mulutnya,
sehingga rawan apabila benda tersebut tercemar telur cacing.
Cacingan merupakan penyakit khas daerah
tropis seperti di Indonesia, dan biasanya meningkat ketika musim penghujan.
Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, telur dan larva cacing dapat menyebar
ke berbagai tempat dan sangat memungkinkan kontak dan masuk ke dalam tubuh
manusia.
Infeksi cacingan dapat menggangu
kesehatan tubuh karena cacing akan menyerap sari makanan yang masuk ke dalam
tubuh sehingga si penderita akan mengalami kekurangan gizi dan tubuhnya akan menjadi
lemah. Cacingan juga dapat mengakibatkan menurunnya kecerdasan penderitanya
karena menyebabkan kehilangan darah yang berpotensi anemia. Hal ini tentu saja
dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. Melihat berbagai akibat yang
ditimbulkan oleh penyakit ini, tentu saja cacingan dapat dikategorikan sebagai
salah satu masalah kesehatan yang cukup mengkhawatirkan dan memerlukan
penanganan yang serius.
Penyebab
Jenis cacing yang sering menyerang
manusia adalah cacing kremi, cacing tambang, dan cacing gelang. Sebagian besar
penderitanya adalah anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Biasanya
ditemukan pada anak-anak yang gizinya kurang baik. Selain itu, keadaan
lingkungan dan kebersihan perseorangan juga sangat mempengaruhi penyebaran
penyakit ini.
Cacing kremi berwarna putih dengan
ukuran yang kecil dan halus seperti benang. Telur cacing ini masuk ke dalam
tubuh melalui mulut bersamaan dengan makanan, lalu bersarang di usus besar.
Setelah dewasa, cacing berpindah ke anus dan sebagian menempel pada disekitar
lipatan dubur. Dalam jumlah banyak, cacing ini bisa menimbulkan gatal-gatal di
malam hari. Tidak heran bila anak nampak rewel akibat gatal yang tidak dapat
ditahan
Cacing tambang memiliki gigi dan hidup
di rongga usus halus. Seringkali cacing ini menggigit mukosa dinding usus dan
menimbulkan pendarahan yang menyebabkan anemia. Cacing betina mempunyai panjang
sekitar 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm. Cacing dewasa berbentuk seperti
huruf S atau C. Cacing ini dapat masuk ke dalam tubuh lewat makanan yang
dimakan karena kurang menjaga kebersihan tangan. Selain itu larva cacing dapat
masuk ke dalam tubuh dengan menembus kulit telapak kaki dan setelah itu larva
akan masuk ke dalam aliran darah. Larva dapat bertahan hidup 7–8 minggu di
tanah yang lembab.
Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) pada
stadium dewasa dapat hidup di rongga usus halus. Cacing jantan berukuran 10 –
30 cm, sedangkan betina 22 – 35 cm. Jika telur cacing tertelan manusia, akan
menetas menjadi larva di usus halus, larva tersebut menembus dinding usus
menuju pembuluh darah atau saluran limfa kemudian mengikuti aliran darah ke
paru-paru dan saluran napas sehingga menimbulkan rangsangan batuk, kemudian
tertelan masuk ke dalam esofagus lalu menuju ke usus halus, tumbuh menjadi
cacing dewasa.
Penularan
Lingkungan yang kurang bersih merupakan faktor resiko terjadinya penyakit cacingan. Misalnya jika seseorang tidak sengaja buang air besar sembarangan di kebun atau sungai, dimana feses tersebut mengandung telur cacing. Ketika musim hujan telur cacing bisa menyebarkan bersamaan dengan meluapnya air sungai atau banjir.
Biasanya penyakit cacingan banyak diderita oleh seseorang yang sering menginjak di tanah tanpa menggunakan alas kaki. Tanah lembab tersebut dapat mengandung larva cacing yang kemudian akan masuk melalui pori-pori tubuh, yang biasanya ditandai dengan munculnya rasa gatal di kaki. Karena itu biasakan untuk selalu menggunakan alas kaki saat berjalan di luar terutama di tanah yang lembab untuk menghindari cacing tambang masuk lewat telapak kaki.
Buang
air besar sembarangan juga berbahaya. Telur cacing sebagian akan keluar dengan
sendirinya bersamaan dengan keluarnya feses. Telur cacing mencemari tanah
kemudian dikerumuni lalat yang kemudian lalat dapat hinggap di makanan.
Cacingan
menyerang seseorang yang kurang menjaga kebersihan saat makan atau minum, makan
dengan menggunakan tangan langsung tanpa menggunakan sendok, apalagi jika belum
mencuci tangan sampai bersih dengan sabun, ada kemungkinan telur cacing akan
masuk ke dalam tubuh.
Makanan
yang kurang bersih dapat juga tercemar oleh larva cacing. Misalnya karena dalam
memasak kurang matang atau mencuci piring menggunakan air yang tercemar telur
cacing. Seseorang juga bisa menelan telur cacing dari sayuran mentah yang
dicuci kurang bersih. Misalnya, hanya dicelup-celup di baskom tanpa dibilas
dengan air mengalir. Karena menular lewat makanan, korban cacingan umumnya
anak-anak yang biasa jajan di pinggir jalan.
Jika
anak selalu menggaruk-garuk lubang pantatnya saat sedang tidur, bisa jadi ia
terserang cacing kremi. Saat digaruk, telur-telur ini bersembunyi di kuku
jarinya sebagian lagi menempel di seprei, bantal, guling, dan pakaiannya. Bila
tidak hati-hati telur cacing dapat menular ke orang-orang yang tinggal serumah
lewat kontak langsung.
Gejala
Pada
kasus ringan, penyakit cacingan memang tidak menimbulkan gejala nyata tetapi
pada kasus-kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Cacing dapat bermigrasi ke
organ lain, menyebabkan infeksi pada usus dan dapat berakhir pada kematian.
Gejala
yang terjadi jika seseorang menderita infeksi cacingan biasanya dia akan
merasakan gangguan pencernakan seperti kembung, mual dan ingin muntah. Penderita
biasanya kehilangan nafsu makan, sulit buang air besar, feses berlendir atau
bahkan diare, Hal ini terjadi akibat ketidakberesan di usus. Bahkan jika cacing
dalam jumlah yang banyak dapat menggumpal dan menyebabkan terjadinya sumbatan
di saluran cerna.
Cacing
yang hidup di dalam saluran pencernaan akan menyerap sari-sari makanan sehingga
pada kasus yang berat, penderita mengalami kekurangan gizi dan berat badan
mengalami penurunan. Penderita terlihat kurus karena zat gizi yang seharusnya
digunakan untuk metabolisme tubuh malah diserap oleh cacing.
Menurunnya
status gizi penderita menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga memudahkan
terjadinya infeksi penyakit lain. Dampaknya dapat dilihat dari terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, serta komplikasi kehamilan seperti
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Beberapa
jenis cacing yang hidup di dalam tubuh manusia biasanya akan menyerap darah
sehingga mengakibatkan anemia. Pasien akan mengalami kekurangan darah ditandai
dengan sering pusing, wajah pucat, badan lemah, letih dan lesu.
Seseorang yang tidak sengaja menginjak tanah yang mengandung larva cacing tanpa alas kaki, kaki akan kontak dengan larva dapat menembus kulit sehingga menyebabkan respon inflamasi yang mengakibatkan ruam dan gatal pada kulit. Beberapa jenis cacing juga dapat
hidup didalam paru-paru sehingga mengakibatkan si penderita mengalami batuk
yang tidak sembuh-sembuh.
Penanganan
Menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan adalah hal efektif yang bisa kita lakukan. Gunakanlah
air bersih untuk keperluan makan, minum, dan mandi. Ajarkan anggota keluarga
anda untuk selalu mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar
dengan menggunakan air dan sabun. Potong kuku anak secara teratur karena kuku
panjang bisa menjadi tempat bersembunyi telur cacing. Ajari anak untuk tidak
terbiasa memasukkan tangan ke dalam mulutnya.
Mandi
dan membersihkan badan paling sedikit dua kali sehari. Memakai alas kaki bila
berjalan di tanah, dan memakai sarung tangan bila melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan tanah. Janganlah buang air besar disembarang tempat seperti
di sungai atau di kebun tapi gunakan WC yang bersih.
Berikan
asupan makanan yang bergizi karena infeksi cacingan banyak diderita oleh
anak-anak yang bergizi buruk. Bersihkan makanan seperti buah-buahan sampai
bersih sebelum dimakan dan bilas sayur mentah dengan air mengalir. Masaklah
daging sampai matang menghindari larva dalam daging akan masuk ke dalam tubuh
dan berkembang biak.
Buanglah
sampah pada tempatnya untuk menghindari lalat dan lipas. Jangan biarkan
lalat menghinggapi makanan, tutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu
dan lalat karena kemungkinan lalat akan membawa telur cacing pada makanan yang
dihinggapinya.
Minumlah
obat cacing 6 bulan sekali sesuai aturan dokter. Obat cacing sudah banyak
dijual di toko obat atau apotik. Jangka waktu pemberian enam bulan ini berguna untuk
memotong siklus kehidupan cacing. Untuk pencegahan, obat cacing dapat diberikan
pada anak mulai usia bayi sampai anak usia 15 tahun.