Kamis, 08 Desember 2016

Cacingan

Sudah lama tidak nulis di blog ini...
karena fokus promil dan dedek bayi sekarang udah 5 bulan...
hari ini agak galau jadi enaknya bahas cacing...


Cacing itu sejenis parasit, berbentuk panjang dan tubuhnya tidak bertulang. Cacing berasal dari telur kemudian berkembang menjadi larva dan bila kondisi memungkinkan akan bertumbuh menjadi cacing dewasa yang siap menelurkan telur-telurnya. Telur cacing dapat masuk melalui mulut dan berkembang biak di usus, beberapa cacing dapat menembus dinding usus lalu masuk ke dalam aliran darah serta paru-paru dan sebagian larva cacing juga dapat menembus kulit manusia

Penyakit cacingan masih sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan dikira bahwa di era modern seperti sekarang ini seseorang tidak dapat terserang penyakit cacingan. Cacingan merupakan penyakit yang sudah ada sejak jaman dulu kala. Dahulu penyakit ini sering ditemukan karena dulu banyak orang menghabiskan waktu dikebun atau disawah tanpa menggunakan alas kaki. Namun jaman sekarang cacingan juga bisa ditemukan terutama pada anak diatas dua tahun yang mulai bermain di tanah yang tercemar telur atau larva cacing. Anak suka memasukan segala benda ke dalam mulutnya, sehingga rawan apabila benda tersebut tercemar telur cacing.

Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis seperti di Indonesia, dan biasanya meningkat ketika musim penghujan. Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, telur dan larva cacing dapat menyebar ke berbagai tempat dan sangat memungkinkan kontak dan masuk ke dalam tubuh manusia.

Infeksi cacingan dapat menggangu kesehatan tubuh karena cacing akan menyerap sari makanan yang masuk ke dalam tubuh sehingga si penderita akan mengalami kekurangan gizi dan tubuhnya akan menjadi lemah. Cacingan juga dapat mengakibatkan menurunnya kecerdasan penderitanya karena menyebabkan kehilangan darah yang berpotensi anemia. Hal ini tentu saja dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. Melihat berbagai akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini, tentu saja cacingan dapat dikategorikan sebagai salah satu masalah kesehatan yang cukup mengkhawatirkan dan memerlukan penanganan yang serius.

Penyebab
Jenis cacing yang sering menyerang manusia adalah cacing kremi, cacing tambang, dan cacing gelang. Sebagian besar penderitanya adalah anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Biasanya ditemukan pada anak-anak yang gizinya kurang baik. Selain itu, keadaan lingkungan dan kebersihan perseorangan juga sangat mempengaruhi penyebaran penyakit ini.

Cacing kremi berwarna putih dengan ukuran yang kecil dan halus seperti benang. Telur cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui mulut bersamaan dengan makanan, lalu bersarang di usus besar. Setelah dewasa, cacing berpindah ke anus dan sebagian menempel pada disekitar lipatan dubur. Dalam jumlah banyak, cacing ini bisa menimbulkan gatal-gatal di malam hari. Tidak heran bila anak nampak rewel akibat gatal yang tidak dapat ditahan

Cacing tambang memiliki gigi dan hidup di rongga usus halus. Seringkali cacing ini menggigit mukosa dinding usus dan menimbulkan pendarahan yang menyebabkan anemia. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm. Cacing dewasa berbentuk seperti huruf S atau C. Cacing ini dapat masuk ke dalam tubuh lewat makanan yang dimakan karena kurang menjaga kebersihan tangan. Selain itu larva cacing dapat masuk ke dalam tubuh dengan menembus kulit telapak kaki dan setelah itu larva akan masuk ke dalam aliran darah. Larva dapat bertahan hidup 7–8 minggu di tanah yang lembab.

Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) pada stadium dewasa dapat hidup di rongga usus halus. Cacing jantan berukuran 10 – 30 cm, sedangkan betina 22 – 35 cm. Jika telur cacing tertelan manusia, akan menetas menjadi larva di usus halus, larva tersebut menembus dinding usus menuju pembuluh darah atau saluran limfa kemudian mengikuti aliran darah ke paru-paru dan saluran napas sehingga menimbulkan rangsangan batuk, kemudian tertelan masuk ke dalam esofagus lalu menuju ke usus halus, tumbuh menjadi cacing dewasa.

Penularan
Lingkungan yang kurang bersih merupakan faktor resiko terjadinya penyakit cacingan. Misalnya jika seseorang tidak sengaja buang air besar sembarangan di kebun atau sungai, dimana feses tersebut mengandung telur cacing. Ketika musim hujan telur cacing bisa menyebarkan bersamaan dengan meluapnya air sungai atau banjir.

Biasanya penyakit cacingan banyak diderita oleh seseorang yang sering menginjak di tanah tanpa menggunakan alas kaki. Tanah lembab tersebut dapat mengandung larva cacing yang kemudian akan masuk melalui pori-pori tubuh, yang biasanya ditandai dengan munculnya rasa gatal di kaki. Karena itu biasakan untuk selalu menggunakan alas kaki saat berjalan di luar terutama di tanah yang lembab untuk menghindari cacing tambang masuk lewat telapak kaki.

Buang air besar sembarangan juga berbahaya. Telur cacing sebagian akan keluar dengan sendirinya bersamaan dengan keluarnya feses. Telur cacing mencemari tanah kemudian dikerumuni lalat yang kemudian lalat dapat hinggap di makanan.

Cacingan menyerang seseorang yang kurang menjaga kebersihan saat makan atau minum, makan dengan menggunakan tangan langsung tanpa menggunakan sendok, apalagi jika belum mencuci tangan sampai bersih dengan sabun, ada kemungkinan telur cacing akan masuk ke dalam tubuh.

Makanan yang kurang bersih dapat juga tercemar oleh larva cacing. Misalnya karena dalam memasak kurang matang atau mencuci piring menggunakan air yang tercemar telur cacing. Seseorang juga bisa menelan telur cacing dari sayuran mentah yang dicuci kurang bersih. Misalnya, hanya dicelup-celup di baskom tanpa dibilas dengan air mengalir. Karena menular lewat makanan, korban cacingan umumnya anak-anak yang biasa jajan di pinggir jalan.

Jika anak selalu menggaruk-garuk lubang pantatnya saat sedang tidur, bisa jadi ia terserang cacing kremi. Saat digaruk, telur-telur ini bersembunyi di kuku jarinya sebagian lagi menempel di seprei, bantal, guling, dan pakaiannya. Bila tidak hati-hati telur cacing dapat menular ke orang-orang yang tinggal serumah lewat kontak langsung.


Gejala
Pada kasus ringan, penyakit cacingan memang tidak menimbulkan gejala nyata tetapi pada kasus-kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Cacing dapat bermigrasi ke organ lain, menyebabkan infeksi pada usus dan dapat berakhir pada kematian.

Gejala yang terjadi jika seseorang menderita infeksi cacingan biasanya dia akan merasakan gangguan pencernakan seperti kembung, mual dan ingin muntah. Penderita biasanya kehilangan nafsu makan, sulit buang air besar, feses berlendir atau bahkan diare, Hal ini terjadi akibat ketidakberesan di usus. Bahkan jika cacing dalam jumlah yang banyak dapat menggumpal dan menyebabkan terjadinya sumbatan di saluran cerna.

Cacing yang hidup di dalam saluran pencernaan akan menyerap sari-sari makanan sehingga pada kasus yang berat, penderita mengalami kekurangan gizi dan berat badan mengalami penurunan. Penderita terlihat kurus karena zat gizi yang seharusnya digunakan untuk metabolisme tubuh malah diserap oleh cacing.

Menurunnya status gizi penderita menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain. Dampaknya dapat dilihat dari terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, serta komplikasi kehamilan seperti Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Beberapa jenis cacing yang hidup di dalam tubuh manusia biasanya akan menyerap darah sehingga mengakibatkan anemia. Pasien akan mengalami kekurangan darah ditandai dengan sering pusing, wajah pucat, badan lemah, letih dan lesu.

Seseorang yang tidak sengaja menginjak tanah yang mengandung larva cacing tanpa alas kaki, kaki akan kontak dengan larva dapat menembus kulit sehingga menyebabkan respon inflamasi yang mengakibatkan ruam dan gatal pada kulit. Beberapa jenis cacing juga dapat hidup didalam paru-paru sehingga mengakibatkan si penderita mengalami batuk yang tidak sembuh-sembuh.

Penanganan
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan adalah hal efektif yang bisa kita lakukan. Gunakanlah air bersih untuk keperluan makan, minum, dan mandi. Ajarkan anggota keluarga anda untuk selalu mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan menggunakan air dan sabun. Potong kuku anak secara teratur karena kuku panjang bisa menjadi tempat bersembunyi telur cacing. Ajari anak untuk tidak terbiasa memasukkan tangan ke dalam mulutnya.

Mandi dan membersihkan badan paling sedikit dua kali sehari. Memakai alas kaki bila berjalan di tanah, dan memakai sarung tangan bila melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah. Janganlah buang air besar disembarang tempat seperti di sungai atau di kebun tapi gunakan WC yang bersih.

Berikan asupan makanan yang bergizi karena infeksi cacingan banyak diderita oleh anak-anak yang bergizi buruk. Bersihkan makanan seperti buah-buahan sampai bersih sebelum dimakan dan bilas sayur mentah dengan air mengalir. Masaklah daging sampai matang menghindari larva dalam daging akan masuk ke dalam tubuh dan berkembang biak.

Buanglah sampah pada tempatnya untuk menghindari lalat dan lipas. Jangan biarkan lalat menghinggapi makanan, tutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu dan lalat karena kemungkinan lalat akan membawa telur cacing pada makanan yang dihinggapinya.


Minumlah obat cacing 6 bulan sekali sesuai aturan dokter. Obat cacing sudah banyak dijual di toko obat atau apotik. Jangka waktu pemberian enam bulan ini berguna untuk memotong siklus kehidupan cacing. Untuk pencegahan, obat cacing dapat diberikan pada anak mulai usia bayi sampai anak usia 15 tahun.