Grup sang Putri disebut demikian karena pengen aja…memiliki mobilitas
 yang sangat tinggi dari merak sampai para angsanya, mulai dari bangsal,
 HND, Poli, UGD, OK, VK, BKIA, YPAC, PICU-NICU, UPJ bahkan gosipnya 
sampai klinik VCT. Wow dari ujung ke ujung semua dirambah. Grup ini 
mengelola para anak ikan yg sehat ato yg sakit. Yang mengagumkan dari 
grup ini adalah kemandiriannya. VS sendiri, ET sendiri g usah nunggu 
bantuan. Anak ikan tidak sama dengan ikan dewasa. Punya banyak kurva dan
 tabel. Mumet n njimet. Karena mereka itu unik. Weee..
Mulai dari grup ini penceritaan dari sudut pandang orang pertama ya…

Di
 grup ini pertama kali saya melihat Darkblue junior (dibaca Darkobulu, 
dalam bhs jepang) dan akhirnya saya membelinya untuk menemani saya 
mengarungi lautan ini…
Bangsal. Ada sub infeksi n
 non infeksi. Anamnesis PF itulah kerjaannya. Pasien nefro harus selalu 
ditensi, pake tensi anak lo…trus menentukan dia hipertensi ato g, dengan
 di plotkan dulu ke tabel berdasar tinggi badan n usia. Pasien gizi 
harus ditimbang berat badannya. Pasien hema yg hrs dibuat CM nya, pulang
 hingga larut siang, padahal udah dibantuin. Jadwal sitos biasanya senin
 selasa. Pernah masuk ruang hema, dan betapa tercengangnya aku ketika 
melihat daftar pasien itu, mirip daftar urutan kematian, anak yg sudah 
meninggal diberi tanda +. Disana ada mikroskop n data lengkap pasien 
keganasan hematologi, ternyata banyak sekali yg sakit kanker.
Gastro, 
untuk pasien diare biasanya ditambah zinc, ini kebijakan baru, banyak 
fungsinya soale, mual lo, bentuknya sirup warna pink. Untuk semua pasien
 infeksi, biasanya datang dengan febris, dilakukan darah rutin dulu, DD 
nya klo g DHF, DDengue, ato tipoid. Untuk DHF dan Demam dengue emang 
disini ditegaskan dengan benar2. DHF dgn plasma leakage biasanya di 
pulmo ada RBH. Pulmo, klo anak dibawah 2 tahun pikirkan bronkiolitis ec 
virus kalo lbh dari 2 thn baru pikirkan bronkopneumoni.  Ternyata di BPI
 ini mulai sering dilakukan cangkok hepar.
Ada ruangan khusus untuk 
pasien thalasemia (baru tau). Neuro, pasien SGB tp g jelas, sebaiknya 
dilakukan EMG. Pasien kejang jg banyak. Harus bisa potong kejang yang 
lini utamanya diazepam rectal. Disini pakenya stesolid ato diazepam 
rektal. Cardio, di UPJ folowupnya. Bisa ndengerin bunyi jantung aneh 
bising sitolik, ejeksi sistolik n pan sistolik.
Jaga Bangsal
 hari minggu pernah muter sebangsal untuk darah rutin. Baru dapet 2 
pasien langsung harus ijin nggantiin beging. Setiap kali aku jaga hampir
 selalu ada beging. N g tanggung2 bisa 2 sampai 3. Kalo beging 3, 
bawaannya udah marmos. Belum lagi ke PICU, yg terlihat amat sangat jauh,
 maklum disini g ada sepeda. Masang NGT didampingi kepodang baik hati, 
harus dilakukan dgn cepat, sambil menyuruh si anak ikan menelan. 
Nebulizer selain berotec dan atroven, terkadang di sini di tambah 
flumicort (steroid, indikasi tertentu). VS alias vena seksi, sebagai 
asisten, pantau teve dan kadang memberi penerangan (megangi senter 
maksude).
Resusitasi. Hal yg selalu ada pada setiap grup. Mengenai
 syok hipovolemi. Prinsipnya adalah pengembalian cairan bisa dimulai 
pemberian kristaloid pada grup ini lebih disukai penggunaan RL karena 
selain ada elektroli, juga mengandung laktat yg bisa digunakan untuk 
energi. Hal berbeda pada grup Ratu, lebih dipilih NaCl fisiologis, 
karena kebanyakan pasien dewasa sudah banyak mengalami gangguan 
metabolik dimana laktat akan memperberat asidosis metabolik…
RJP 
(resusitasi jantung paru) sering dilakukan karena anak2 kondisinya cepat
 berubah meski dgn pemantauan ketat. RJP nya jg khusus kadang cuma pake 
ujung jari atau jempol aja.
BMP bone marrow pungsi. Dilakukan 
dengan menembuskan trokar ke crista iliaka si anak ikan, biasanya untuk 
kasus2 pansitopeni ato keganasan hematologi. Sebelumnya si anak di bius 
dulu ada yg iv ada yg pake lidokain.
LP lumpal pungsi. Memasukkan 
jarum ke vertebra si anak ikan, trus LCS bisa ngalir, diambil 
secukupnya. Kalo mau dikultur, sekalian dimasukkan dalam Bactec.
HND.
 Adalah tempat tersuram dimana kami menghabiskan waktu untuk beging. Hal
 yang menarik adalah ketika saya sedang beging sedangkan si anak ikan 
sedang jatuh pada syok sedangkan vena perifer kolaps dan gagal dilakukan
 VS. maka datanglah seorang phoenix untuk memperlihatkan demo pada para 
merak tentang bagaimana cara melakukan penusukan jarum infus dengan 
aboket agak besar masuk langsung ke vena femoralis. Caranya diraba dulu 
a. femoralis lalu di lat/med nya ditusukan iv line itu. Infus bisa masuk
 syok teratasi. Saya adalah satu2nya angsa yg ada disitu, sebenarnya ini
 bukan konsumsi saya. Mungkin ini hadiah krn byk beging.
Poli.
 Bagian yg paling kusukai kalo g poli ya UGD. Di poli banyak belajar. 
Setiap anak ikan yg datang diukur berat n tingginya dulu. Ada anak yg 
datang dengan faekolit dgn terapi diberi enzim pencernaan n disuruh 
banyak makan sayur n pepaya. Waktu kuraba perutnya ada skibala yg 
membentuk kolon nya, keras. EKG, untuk pasien cardio, yang terkadang 
pasiennya hrs diberi stesolid dulu. Pertama kali melakukannya memberikan
 stesolid perrektal. Ketemu merak neuro n diajarin bagaimana pembacaan 
BERA yg kaya sandi rumput itu. Gelombang alfa, beta, gama, sumpah mbulet
 ruwet. Banyak pasien epilepsi yang kontrol.
UGD.
 Disini serunya. Ada pasien campak waktu itu saya baru pertama kali 
lihat, yg saya kira penyakit ini sudah punah, gejala prodormal disertai 
ruam merah bentol (ukk ne nodul).
Ada pasien DSS, yang ini sumpah 
saya kaget banget tiba2 dibangunkan angsa dari grup Ratu “eh itu lo 
temenmu beging”, saya yg tidur di kamar angsa, saya langsung buru2 ke 
UGD depan trus nanya sama angsa ra, “kok aku g mbok bangunin?”, “ini kan
 jatah kamu tidur aku g enak mbangunin kamu”, “halah, kalo berat kan 
kita bisa saling bantu” kata saya sok puitis, saya mau ngantiin beging, 
tapi angsa ra menolah, dia merasa sebagai angsa pembawa beging. Tuh ikan
 yg dibeging darahnya muncrat2 baik dari ET ataupun dari Gudel nya. 
Warnanya merah segar. Akhirnya saya menangani pasien lain yg jumlahnya 
ternyata jauh lbh banyak, kalo gini sih mending beging…
Ada pasien
 dgn sianotic spell, saya yakin tdk smua dari anda pernah melihat ini. 
Si bayi ikan nangis n tambah biru, mo dipasang infus g bisa, susah 
banget, so agar cepat pake vena temporalis lalu dimasukkan morfin, 
supaya si bayi tenang. Trus saya disuruh melakukan manuver knee chest 
position, untuk meningkatkan tahanan perifer.
Meja diujung UGD, 
ada beberapa obat isinya parasetamol ada yg sirup jg. kesukaanku adalah 
memberi obat n minum pada para ikan2 itu. Saya paling sregep untuk hal 
yg satu ini. Entah kenapa?
DD/ disini kalo febris sih utamanya ada
 DHF, DD, typoid, ISK, TFA, dan jarang sekali menyertakan lepto pd DD 
nya. Lain hal nya dgn grup Ratu yang selalu menyertakan lepto pada DD/ 
utamanya. Karena kota angsa ternyata daerah endemik lepto.
OK.
 Pengalaman seru saya terjadi disini. Waktu itu saya disuruh ikut si 
merak untuk mendampinginya resusitasi. Bersama grup Pangeran dan grup 
Ahli mimpi, waktu itu angsa dari grup mereka belum datang so saya lah yg
 membantu merak Pangeran memakai baju OK (mungkin saya dikira angsa 
Pangeran), membantu merak Ahli mimpi yg lagi nyuntik blok saraf di 
vertebra (namanya apa ya, saya lupa, pasiennya agak mbukkuk terduduk 
trus disuntikkan anestesinya). Mungkin saya juga dikira angsa Ahli 
Mimpi, secara disini semua kaya ninja yang kelihatan cuma matanya, 
lainnya tertutup baju OK. Angsa dari grup mereka kok g ontime sih, 
harusnya aku yg tugasnya resusitasi kan datengnya belakangan, eh malah 
paling gasik…
Pasien dengan eklamsi akan melahirkan bayi asfiksia.
 SC dimulai. Radian warmer siap, ET siap, laringoskop siap, duk, 
suction. Bayi dilahirkan. Ditaruh diradian warmer. Tiba2…PET….jeng 
jeng…gelap gulita…listrike anjlok. OMG ternyata di OK bisa mati lampu 
jg. Sibuk cari lampu. Adanya lampu emergensi. monitoring Ahli mimpi g 
pake monitor. Si merak Pangeran langsung jahit dep yang lainnya megangi 
lampu. Lampunya cuma 2 yg satu dipake buat si ibu yg satu dipake si bayi
 resusitasi. Si bayi ikan mulai sianosis, pasang ET untung lampunya pake
 batrei, susah masukknya (ternyata ET pada bayi harus dimasukki besi 
dulu supaya gampang masukinnya, karena tenggoroknya masih lurus). 
Sebagian merak Ahli mimpi jadi mbantuin kita resusitasi bayi. Bayi mulai
 hipotermi.
“Dek telpon UGD suruh siapin radian warmer”
saya berlari ditengah kegelapan sampil meraba2, karena saya baru pertama kali ini masuk OK UGD untuk cari telpon.
“maaf bu, bisa minta tolong disiapkan radian warmernya, bayi ikannya mau segera dikirim kesana”
“disini lampunya mati…” apa????......trimakasih…tut..tut…tut…
Akhirnya
 listrik menyala. Ibu ikan dan anak ikan selamat. Ternyata semua merak 
yang hari itu di OK emang merak2 yg hebat bisa menanggulangi kesalahan 
teknik. Ikannya jg keren, para angsanya apalagi.
VK.
 Saya diajak merak untuk menemaninya resusitasi bayi dengan 
anenchepali…kok bisa ya (ini hal yang rahasia, jadi tdk banyak saya 
jelaskan)…intinya semua bayi baik angka harapan hidupnya tinggi atau 
sangat rendah, tindakan resusitasi wajib dilakukan. Ada urut2an tindakan
 resusitasi ini. Ada tabelnya dideket radian warmer. Kaya yg diajari 
phoenix. Apakah menangis? warna kulit? Tonus? Ada 4, aku lupa yg 
satunya. Alat2 yg disiapkan yaitu radian warmer, (ET-laringoskop tdk 
perlu, kan anenchepal), duk, suction, beging pake yg mask.
VK 
plus. Sejujurnya saya tdk berniat kesini, tapi tugas resusitasi hrs 
ditunaikan. Entah kenapa rasanya tempat ini haram hukumnya bagi kami 
para angsa. Begini kronologinya…saya baru balik dari PICU, saya bertemu 
dengan merak x. “ayo dek ikut saya…”, si merak nampak terburu2, saya tdk
 banyak tanya. Tiba2 masuk ke sebuah pintu yg sepertinya tdk asing bagi 
saya. Saya menanyakan pada merak x, apakah tidak apa2 saya ke sini. 
Karena saya tdk berani masuk, saya berdiri dibalik tirai dan menyiapkan 
alat resusitasi, tapi malah merak x memanggil saya untuk melihat proses 
partusnya, karena memang hrs dinilai air ketubannya n plasentanya juga. 
Disitu ada beberapa merak dari grup Pangeran yang melihat saya (dengan 
tatapan membunuh). Tapi selesai semuanya, akhirnya kesalahpahaman ini 
bisa clear juga. Emang aneh sih seharusnya saya kan g perlu ikut. Memang
 tdk lazim, angsa Putri ikut dalam proses yg dilakukan Pangeran. Saya 
mumet jadinya dan saya membuatnya jadi lazim, hehehe…
BKIA.
 Tempat ini termasuk tempat yang baru saya ketahui. Disini tugasnya 
menemani para anak ikan bermain dgn mainan yg sudah disediakan. 
Sebelumnya si anak ikan ditimbang n diukur BB nya dulu. Mirip kaya di 
posyandu. Disini kebanyakan sakit speech delay atau down syndrm (yang 
ini hrs diukur jaran antar matanya, bisanya menjauh). Disini juga bisa 
lihat proses imunisasi. HIB ternyata ada disini. Tdk sepeti di pusat 
kesehatan ikan (kan g ada). Prinsipnya sih saya kaya DPT-HB hanya 
diganti DPT-HIB (im) bisa melindungi dari meningitis. Sekalian dikasih 
polionya (oral). HIB itu faksin kering loo..
Pengalaman 
aneh. Saya pernah disuruh merak untuk membeli sampo merek x. saya 
berkeliling ke apotek sekitar BPI. Hari itu hari minggu banyak yg tutup,
 kemudian ada satu yg buka 24 jam. Kemudian saya tanya “saya mau beli 
sampo x”, kata apotekernya “maaf mbak shampo itu sudah tdk diproduksi 
lagi”, sambil tersenyum seperti meledek saya yg saat itu ternyata saya 
lupa mencopot jas angsa saya. Wekk. Mungkin dipikirnya saya makhluk dari
 venus yang baru kembali setelah bertahun2 ngendon di planet girly itu.
Pengalaman lainnya adalah saya pernah disuruh beli antipiretik rektal di
 pagi2 buta. Sebenernya saya tdk keberatan selama g pake uang saya. Saya
 juga pernah disuruh untuk membeli handbodi, yang ini memang agak aneh, 
tapi ini mungkin kebutuhan dasar wanita kali y, sampai hrs panik ketika 
lupa bawa handbodi. Padahal selama di grup ini saya jarang pake benda 
itu. Yang paling lucu adalah ketika saya disuruh cepet2 ke PICU untuk 
mengantarkan sebuah bungkusan hitam. Saya tdk berani membuka meski itu 
cuma dibungkus plastik kresek. Dari bentuknya seperti selang melingkar. 
Pikir saya, ini mungkin ET untuk resusitasi, maka saya jg buru2. Menurut
 pengirimnya benda itu hrs diserahkan langsung, jangan dititipkan.
Maka 
saya buru2 ke tempat yg dituju dan menyerahkannya langsung ke pada orang
 yg dimaksud. Merak yg saya datangi agak bingung dgn kiriman itu 
(apalagi saya), karena tdk merasa meminta sesuatu dari bangsal. Kemudian
 kami berdua membuka bungkusan itu dgn hati2, dan berharap itu bukan bom
 (kebetulan penirimnya menemui saya di dekat lift dan tdk memakai 
seragam jaga, saya orang baru di Grup itu jadi belum hapal merak yg 
termasuk dlm grup ini).
 Jeng-jeng ternyata setelah dibuka adalah ***** 
(maaf nama barangnya dirahasiakan, tidak melanggar hukum&norma, 
berhubungan dgn asesoris komputer). Saya bingung mungkin di dahi saya 
ada tulisan “tolong suruh saya, saya lagi sibuk dan ingin tambah 
sibuk”...pizz men, saya mengerti penderitaan anda, dan ini hanya sedikit
 bantuan dari kami...