Selasa, 07 Juli 2015

Montor Mabur

Montor Mabur begitu aku menyebutnya ketika masih kecil yang artinya mobil yang bisa terbang, orang-orang menyebutnya pesawat terbang.
Alat transportasi ini memang bisa dibilang cukup mengagumkan, bayangkan besi ber-ton2 beratnya bisa terbang, meski bisa dijelaskan secara ilmu fisika, namun menurutku ini alat transportasi yang cukup keren.

Dulu waktu masih SMP, bu Guru bertanya padaku "Apa yang tidak boleh dilakukan di dalam pesawat?" aku menjawab dengan polosnya "Tidak boleh membuka jendela". Bu Guru tertawa terbahak-bahak, aku jadi bingung, kata bu Guru "Hahaha, kamu belum pernah naik pesawat ya, besok kalau sudah naik pesawat kamu akan tahu bahwa jendela pesawat memang tidak bisa di buka"
Teman-teman sekelas tidak ada yang tertawa karena dari mereka memang belum ada yang pernah naik pesawat. maklum di jaman itu kami termasuk golongan yang belum cukup dikatakan mampu.

Pengalaman pertama naik pesawat cukup deg-degkan juga, untung paginya cerah, jadi penerbangan cukup lancar. Penerbangan ke Jakarta, pagi hari, melihat matahari pagi, awan, baca koran atau majalah dan sarapan di udara ini pengalaman yang cukup menyenangkan. Di dalam pesawat kita akan diberi sarapan, minumannya boleh pilih, ada beberapa jus, susu, kopi atau teh, pramugari yang baik hati akan menyiapkannya untuk anda.
Ternyata naik pesawat tidak murah sodara, apalagi kalau weekend.
Sesampainya di Jakarta, bandaranya besar banget ternyata, jalannya juga cukup jauh, tapi ada semacam eskalator di jalan datar di dalam bandara jadi ga capek, tinggal berdiri disitu ga usah jalan, hehehe.
Dari bandara udah dijemput sopir jadi enggak bingung.

Tapi waktu mau pulang ke Semarang nah itu perjuangan sekali, mulai dari kesasar di bandara karena bandara Soeta itu luas banget, datengnya gampang, mau perginya yang sulit. Karena bingung akhirnya makan dulu di bandara, biar ga hipoglikemi ini otaknya.
Menuju Semarang hujan, waaaooo, agak mengerikan naik pesawat di kala hujan, terdengar gesekan awan dengan badan pesawat, pesawat yang sampai miring-miring, aduhh maak, berdoa bisanya..
Akhirnya sampai di bandara Ahmad Yani, kita belum boleh turun dari pesawat, padahal pesawatnya udah landing.

Nunggu hampir sejam di pesawat, padahal bapak udah njemput di luar. Akhirnya di perbolehkan turun sambil diberi payung satu persatu penumpangnya. Hujan cukup lebat, bandara aja sampai banjir. Pesawat yang akan berangkat jadi delay semua, hehehe.
Akhirnya aku sudah dijemput, tapi yang njemput sekeluarga, ampuun deh kaya habis umroh aja dijemput banyak orang. Semoga suatu saat saya bisa mengajak seluruh keluarga saya naik pesawat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar