Minggu, 01 Juli 2012

Angsa Muda, Konsul dan Revolver

Sebenarnya aku ketika menjadi seekor angsa, aku harus bisa apa saja, menjadi apa saja, menderita kapan saja, dan harus siap mengalami kejadian yg aneh bahkan yg tidak pernah terpikir sebelumnya, seperti…
  • dikejar orang mabuk saat njemput petugas avian invluensa pake ambulan, 
  • TTV tiap 15 menit dgn sistol 220,
  • jaga cm tidur 15 menit, 
  • si ikan sebangsal kebanjiran sehingga harus mengungsi ke bangsal lain, 
  • mati lampu saat operasi, 
  • di OK 12 jam hingga beku serta  harus rebutan radian warmer sama neonatus, 
  • ekstraksi semua gigi rahang bawah pd 1 ikan, 
  • penyuluhan tentang nyamuk dan bagaimana memelihara ikan dgn benar (emang dr. hewan),
  • TIVA 4 sesion plus plus, 
  • ganti balut model kembang-kembang, 
  • visite bilingual (*kayak diluar negeri), 
  • hampir diajak kabur naik kereta api sama si skizofren, 
Bahkan pernah di palak sama si ikan psikosis…
   Psikosis “mbak, minta 100rb”
   Angsa “saya gak punya uang” *bertampang miskin kaya gini masih aja dipalak
   Psikosis “ya udah 50rb aja”
   Angsa T_T *saya maklum
   Namun semua itu baru sebagian…
Kisah lainnya bermula ketika saya harus konsul ke bagian lain.
Tok tok tok… masuk ke ruangan, ada seorang bapak duduk di sofa…
Angsa “maaf pak, saya mau konsul” sambil menyerahkan CM biru dgn keadaan terbuka
Zzziiiiiiing, si bapak diem aja, menerima CM lalu menutupnya sebelum di baca, aku bingung…
Si bapak “silahkan duduk”
Aku melihat di sekitar ruangan gak ada kursi, maka aku berdiri mematung aja.

Si bapak “duduk” kali ini sambil menunjuk sebuah tempat tidur yang tingginya kira2 se SIAS (spina iliaka anterosuperior), lalu aku duduk (dgn perjuangan) di kasur aneh itu, kaki ku bergelantungan gak bisa nyentuh lantai, dan posisi ini aneh bgt di kamar itu, apalagi di depan si bapak…
Si bapak mengeluarkan pistol (senjata api sungguhan lo maksudnya) dari pinggangnya, menaruhnya di meja. Senjata apinya berupa handgun sejenis revolver gitu (jadi angsa juga harus tau ilmu balistik jg rupanya)
Mulai berhayal =  jangan2 si bapak adalah pembunuh bayaran yg menyamar dan akan memintaku untuk menjadi  asistennya atau jangan2 aku merupakan target pembunuhan dan si bapak dibayar 500 milyar untuk melaksakan tugasnya. (plis plis positif thingking, itu yg setiap kali aku katakan pada hatiku saat ada hal2 aneh terjadi)

Si bapak menyeringai sinis dan bergumam “saya lebih sering memakai pistol ini daripada stetoskop saya…”  *si bapak galau rupanya
Angsa “gleekkkkkk” menelan ludah, takikardi, tremor, mules dll….
Lalu si bapak merapikannya dan memasukkannya ke tas. Lalu beranjak pergi.
OMG. Jangan2 dia lupa aku masih nangkring di tempat tidur ajaib nunggu konsulan.
Tiba-tiba dia balik lagi, menyerahkan sebuah benda segi 4 dengan banyak tombol.
Si bapak “ kamu tahu ini benda apa? Ini namanya remote kontrol (*anak idiot jg tau itu remote). Kamu tahu cara penggunaannya kan? Di situ kan banyak tombolnya, kamu pencet aja arahkan ke TV yang ada disana, nanti km pilih sesuai chanel yg km inginkan”
Angsa “????” si bapak pergi dengan membawa CM birunya… Argggggggg…  aku g bisa pulang tanpa CM biru itu. Jangan2 aku sedang disekap dan si bapak sedang menelpon keluargaku untuk meminta tebusan. *yg ini agak berlebihan
Ganti2 chanel TV semuanya isinya gossip. Eh bapaknya udah balik, menyerahkan CM birunya padaku.
Lalu aku buruan loncat dari tempat tidur ajaib itu. “thx pak”
Buru2 pergi sebelum dia menjadikan aku asistennya atau targetnya…
Sebelum pergi aku sempat melihat potongan rambutnya, dan dari situ aku tahu apa pekerjaan lain si bapak…
Bingungnya dimana si bapak menjawab konsul? Di balkon? di lorong? di tangga? di bangsal? atau di kamar mandi? Itu masih misteri.

*positif thingking sangat diperlukan dlm setiap hal yang kita hadapi. Semangat!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar