Rabu, 23 September 2015

Sayangi Ibu Hamil

Saya tulis berdasar seringnya saya ikut AMP (audit maternal perinatal), dan setelah melakukan usaha yang semaksimal mungkin, angka kematian ibu dan bayi sangat sulit diturunkan

Mengapa kita harus menyayangi ibu? Ibu merupakan orang yang sangat spesial karena dari rahim sang ibu akan lahir generasi-generasi penerus bangsa. Angka kematian ibu di kota Semarang masih tinggi bila dibandingkan di kota-kota lain. Hal ini tentu saja sangat menyedihkan dimana di kota Semarang sendiri memiliki jumlah tenaga kesehatan yang cukup banyak. Jumlah praktek bidan mandiri, klinik dan rumah sakit juga banyak, baik itu rumah sakit negeri, swasta maupun rumah sakit ibu dan anak. Namun angka kematian ibu masih cukup tinggi.
Kematian ibu yang dimaksud disini adalah kematian wanita pada saat hamil dan kematian dalam waktu 42 hari sejak berakhirnya kehamilan (masa nifas) tanpa memandang lamanya kehamilan dan tempat persalinan, dimana kematian tersebut disebabkan oleh kehamilan atau pengelolaannya, bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan.

Penyebab Kematian Ibu
Penyebab kematian ibu sebagian besar disebabkan karena adanya pendarahan, eklamsia dan infeksi. Penyebab kematian ibu hampir 90 persen terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Sementara itu, risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat adanya faktor keterlambatan.
Keterlambatan tersebut terjadi saat mengambil keputusan untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi, keluarga terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan ibu, ibu hamil terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat keadaan darurat akibat kendala alat transportasi atau akses menuju rumah sakit yang terlalu jauh, serta terlambat memperoleh pelayanan yang memadai oleh tenaga kesehatan.
Penyebab kematian ibu sangat kompleks, baik masalah medis ataupun non medis. Mengenai masalah medis terkait kondisi kesehatan ibu yang harus ditangani oleh tenaga kesehatan sedangkan penyebab non medis terkait dengan banyak faktor yaitu keadaan sosial budaya, lingkungan sekitar, pendidikan ibu, keadaan ekonomi keluarga, kondisi geografis dan alat transportasi yang membawa ibu hamil ke tempat bersalin.

Pencegahan
Ibu hamil, suami dan keluarganya dapat melakukan perencanaan persalinan yang aman. Setiap ibu hamil dan keluarganya harus tahu dimana akan bersalin, apakah di bidan atau di rumah sakit. Keluarga juga harus tahu siapa yang akan menolong persalinan, apakah akan ditolong oleh bidan atau oleh dokter kandungan.
Yang tidak kalah penting adalah persiapan transportasi semisal harus dibawa ke tempat bersalin, siapa yang akan mengantar untuk mendapatkan pertolongan persalinan, menggunakan kendaraan apa dan milik siapa untuk mengantar. Jangan sampai karena tidak dipersiapkan, ibu hamil dinaikan motor atau becak karena kondisi darurat.
Saat melahirkan seorang wanita dapat mengalami kehilangan darah berkisar 500ml tergantung proses melahirkannya. Pada keadaan operasi resiko kehilangan darah dapat lebih besar apalagi kalau ibu mempunyai kelainan dalam persalinannya. Kondisi kehilangan darah yang banyak bisa sangat serius dan dapat berakibat kematian. Maka dari itu seorang ibu harus tahu golongan darahnya, dan tahu siapa calon donor darah apabila terjadi kekurangan darah dan ibu membutuhan transfusi.
Persiapan keuangan merupakan hal yang penting. Keluarga bisa mulai menabung untuk keperluan ibu dan bayi. Karena tidak hanya biaya persalinan yang perlu dipersiapkan tetapi juga dana untuk segala macam keperluan bayi seperti pakaian dan perlengkapan bayi. 
Keluarga juga bisa memulai merencanakan program KB (Keluarga Berencana) setelah melahirkan. Mengikuti program KB bertujuan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi jumlah kelahiran. Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi, ibu didampingi suami menentukan jenis apa yang cocok. Biasanya tenaga kesehatan ditempat ibu melahirkan akan membantu memberikan informasi sehingga keluarga tersebut bisa memilih jenis alat kontrasepsi yang sesuai.
Setiap ibu hamil harus mengetahui kondisi kehamilannya dengan cara memeriksakan secara rutin kehamilannya baik itu di puskesmas, klinik, praktek bidan ataupun di rumah sakit. Ibu hamil harus tahu apakah kehamilannya sehat atau tidak. Tanda bahwa kehamilannya dapat berbahaya apabila usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak persalinan terakhir kurang dari 2 tahun serta adanya riwayat operasi Caesar.
Ibu hamil juga harus waspada apabila sampai usia kehamilan lebih dari 42 minggu belum ada tanda-tanda akan bersalin, taksiran berat badan bayi lebih dari 4kg, tekanan darah tinggi yaitu lebih dari 140/90 mmHg, muntah berlebihan, keluar darah dari jalan lahir, keluar air ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan.

Upaya Masyarakat
Masyarakat sekitar tempat tinggal ibu hamil diharapkan mengetahui kalau ada ibu yang hamil, dan apabila sewaktu-waktu membutuhkan pertolongan, masyarakat siap sedia untuk membantu. Dengan demikian, ibu hamil yang mengalami komplikasi tidak terlambat untuk mendapat penanganan yang tepat dan cepat oleh tenaga kesehatan.
Pemantauan intensif dapat dilakukan oleh masyarakat pada ibu hamil dan ibu pada masa nifas. Para kader kesehatan akan memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan dan sesudah melahirkan. Suami diharapkan dapat mendampingi ibu hamil pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan sesudah melahirkan. Keluarga dan masyarakat diharapkan mendukung dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan.

Upaya Pemerintah
Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator derajat kesehatan dari suatu daerah. Untuk mengurangi angka kematian ibu, pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu. 
Telah ditempatkannya bidan desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit.
Tujuan pemerintah diadakannya program ini agar setiap keluarga dan masyarakat paham tentang adanya bahaya persalinan, adanya rencana persalinan aman serta adanya rencana alat kontrasepsi setelah melahirkan yang disepakati antara ibu hamil, keluarga dan tenaga kesehatan.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui program jampersal pada tahun 2011 yang diperuntukkan bagi ibu hamil, bersalin dan nifas yang belum memiliki jaminan kesehatan ataupun asuransi kesehatan. 
Pemerintah kota juga memiliki komitmen untuk terus memperkuat sistem kesehatan antara lain melalui penguatan SDM, ketersediaan obat dan alat kesehatan. Pemerintah telah mengangarkan dana yang cukup besar untuk mendukung peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Pelayanan kesehatan dasar diberikan melalui Puskesmas telah diimbangi dengan ketersediaan rumah sakit rujukan yang terjangkau dan berkualitas.
Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival). Upaya ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan neonatal dengan memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas sampai ke RS rujukan di tingkat kabupaten/kota.
Pemerintah berfokus pada penyebab utama kematian di daerah yang memiliki kasus kematian ibu yang tinggi serta daerah yang sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Upaya ditempuh melalui penyuluhan dan pendampingan dalam memberi pelayanan, pemberdayaan masyarakat, serta memberi kewenangan lebih pada tenaga kesehatan yang sudah terlatih di daerah dimana ketidaktersediaan tenaga ahli untuk menangani pasien ibu hamil.
Perbaikan infrastruktur dilakukan untuk menunjang akses pelayanan kesehatan seperti transportasi, ketersediaan listrik, ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta pelatihan dan pemberdayaan masyarakat terkait kesehatan ibu dan anak.
Keberhasilan program pemerintah tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat, sehingga dukungan keluarga dan masyarakat menjadi sangat penting. Tekad dan tujuan pemerintah untuk mencapai masyarakat yang sehat dan mandiri menuju kesejahteraan masyarakat dapat tercapai apabila mendapat dukungan penuh dari masyarakat luas, karena itu marilah kita menjadi lebih peduli dan menyayangi sang ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar